AKSI NYATA GURU PENGGERAK MODUL 1.1. PENERAPAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA DI KELAS DAN SEKOLAH-AMINAH AGUSTINA
AKSI NYATA GURU PENGGERAK MODUL 1.1. PENERAPAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA DI KELAS DAN SEKOLAH
AMINAH AGUSTINA CGP KABUPATEN BANYUMAS
PEMBELAJARAN MENYENANGKAN MELALUI PERMAINAN PUZZLE SERTA PEMBIASAAN
POSITIF UNTUK PENENAMAN BUDI PEKERTI MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR DI KELAS
1.1 LATAR BELAKANG
Pembelajaran saat ini dilakukan
dengan daring karena pandemi akibat wabah COVID-19. Pembelajaran secara online memang tidak
mudah dan kadang timbul rasa bosan pada anak.
Untuk itu tugas guru untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga bisa menuntun siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan dan
mewujudkan merdeka belajar di kelas bisa diterapkan dengan menerapkan filosofis
Ki Hajar Dewantara yaitu :
a.
Mendorong tumbuh kembang murid secara aktif dan proaktif
sesuai dengan kodrat alam dan zaman.
b.
Pembelajaran yang berpusat pada murid dan
merdeka belajar.
c.
Menghamba pada anak, menghargai perbedaan anak.
d.
Pembelajaran menyenangkan.
e.
Menanamkan budi pekerti pada anak menuju profil
pelajar Pancasila.
Untuk menerapkan hal tersebut dibutuhkan kreativitas dan inovasi
pembelajaran online seorang guru, salah satu syarat utama agar belajar dari
rumah bisa berjalan baik adalah kemandirian siswa dalam belajar. Semua itu
untuk mewujudkan tujuan yaitu pembentukan karakter sesuai profil
pelajar Pancasila, yaitu Beriman bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, serta Kreatif.
Sebagai calon guru penggerak
yang menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran dan agen perubahan saya
menerapkan pembelajaran yang menyenangkan melalui permainan dan pembiasaan
positif untuk penanaman budi pekerti mewujudkan merdeka belajar di kelas
sebagai aksi nyata dalam merefleksikan filosofis pendidikan nasional Ki Hajar
Dewantara.
1.2
Deskripsi Aksi Nyata
Untuk mewujudkan merdeka belajar dengan
menerapkan filosofis Ki Hajar Dewantara yang
pertama saya lakukan adalah memikirkan dan membuat rencana bagaimana caranya
membuat pembelajaran yang menyenangkan dengan metode permaian. Setelah memiliki rencana saya membicarakannya
dengan siswa dan juga orang tua siswa melalui WA grup kelas. Dan kami sepakat untuk melaksanakannnya di
kelas.
Pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak
pada murid artinya murid lebih aktif sebagai pusat pembelajaran. Untuk itu disetiap awal pembelajaran saya
lemparkan pertanyaan pemantik.
Pertanyaan pemantik bisa berupa gambar juga, menarik sekali dengan
jawaban dan pemahaman anak yang beragam. Setiap anak unik dengan
keberagamannya. Sebagai guru kita
menuntun tumbuh kembang anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Ini contoh
pertanyaan pemantik saya di kelas.
Apa yang kalian ketahui tentang
gambar di atas? Dengan pertanyaan
pemantik anak menjadi lebih aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu metode permainan
yang saya lakukan di kelas adalah dengan Puzzle penemu melaui WA grup kelas dan
tugas dikirim melaui japri, siswa menyusun puzzle wajah gambar penemu yang saya
pecah menjadi 25 dan 36 kotak. Setelah
tersusun wajah penemu siswa menjelaskan tentang penemu tersebut dan apa yang
telah ditemukannya. Bentuk Puzzle penemu seperti di bawah ini :
Penanaman budi pekerti
adalah hal penting untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila Beriman bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
Untuk itu saya terapkan dengan absen dengan menceritakan hal positif yang
mereka lakukan pagi itu. Sebelum itu
kita buat kesepakatan kalau hal positif harus selalu dilakukan dimanapun siswa
berada. Pembiasaan positif ini adalah wujud dari penanaman karekter sejak dini.
1.3. HASIL DARI AKSI NYATA
Hasil dari aksi nyata “PEMBELAJARAN
MENYENANGKAN MELALUI PERMAINAN PUZZLE SERTA PEMBIASAAN POSITIF UNTUK PENENAMAN
BUDI PEKERTI MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR DI KELAS” dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Guru
sebagai penuntun siswa berhasil menciptakan suasana kelas yang aktif melalui
pertanyaan pemantik sehingga memacu kreatifitas dan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran berpusat pada siswa. Guru menghargai keberagaman siswa dengan mengapresiasi
positif jawaban yang berbeda dari anak. Serta menghamba pada anak.
2. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat
mengembangkan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di kelas dengan metode
permainan Puzzle penemu. Sehingga anak
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
3. Penanaman budi pekerti sangat penting dan ini
dilakukan di kelas agar karakter baik bisa terbentuk dari dini. Hal ini berlangsung secara rutin dan kontinu
seperti asas Trikon yaitu Kontinu, konvergen dan konsentris. Melalui wa grup siswa menceritakan dalam
bentuk voice mail dan juga foto tentang hal positif yang mereka lakukan di
rumah setiap hari. Ini menjadi kesepakatan kelas bahwa absen dengan
menceritakan hal positif yang dilakukan siswa.
Kegiatan ini berhasil dilakukan dengan baik.
4. Kolaborasi antara orang tua, siswa dan guru
berlangsung dengan baik dengan menjadikan orang tua sebagai sumber belajar dan
juga mitra dalam melakukan pembentukan karakter di rumah. Sesuai dengan Tri Pusat Pendidikan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Manarik sekali jawaban
siswa. Siswa mampu menyusun puzzle
dengan benar dan menceritakannya dalam bentuk tulisan dan video. Pembelajaran berjalan lancar dan mencapai
hasil yang diinginkan. Siswa lebih mudah
paham dengan metode permainan puzzle ini.
Beragam jawaban saya dapatkan
seperti sholat subuh, sholat dhuha, menjemur pakaian, memasak nasi, menjemur
pakaian, menjaga adik. Bagi yang
beragama Islam wajib dalam melaksanakan sholat 5 waktu, ini saya terapkan dalam
pembelajaran. Selalu saya ingatkan dan
juga saya tanyakan. Juga kegiatan ibadah
selain sholat rutin dikerjakan siswa kelas 6 di SD N 1 Arcawinangun. Kewajiban saya sebagai guru menuntun siswa
menuju ke arah positif.
Merdeka belajar di kelas
saya mulai berkembang dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa bebas berkreasi dalam pembelajaran. Merdeka dalam menyampaikan pendapat dan juga
dalam berkarya.
1.4. REFLEKSI AKSI NYATA
Hal baik yang didapat dari
aksi nyata ini adalah merubah mind set saya sebagai guru, yang tadinya kelas
berpusat pada guru dan siswa menghamba pada guru sekarang menjadi pembelajaran
berpusat pada siswa dan guru yang menghamba pada siswa. Capaian hasil belajar siswa meningkat dengan
adanya metode permainan puzzle. Ini
memacu saya sebagai agen perubahan untuk selalu mengembangkan diri demi kemajuan
belajar siswa. Keaktifan siswa yang
meningkat di kelas dan juga kretivitas siswa serta berpikir kritis mengalami
kemajuan yang nyata.
Kendala yang saya hadapi
dalam pembelajaran ini adalah tidak semua siswa memegang HP sendiri tapi milik
orang tua, jadi ada beberapa anak yang kadang terlambat dalam mengirimkan
tugas. Bahkan pernah jam 11 malam masih
ada anak yang mengirim tugas. Untuk
mengatasinya adalah kesabaran dari guru serta komunikasi dan kerja sama dengan
orang tua siswa.
1.5. RENCANA PERBAIKAN DIMASA MENDATANG
Rencana perbaikan di masa
mendatang adalah mengembangkan diri dengan inovasi untuk meningkatkan
pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah
dengan menerapkan belajar menyenangkan dengan permainan yang lain. Untuk budi pekerti saya berencana ingin
membuat buku positif anak yang berisi hal positif yang dilakukan siswa. Sehingga siswa bisa lebih kreatif dan
bersemangat dalam penanaman pembiasaan baik untuk mencapai profil Pelajar
Pancasila.
1.6. DOKUMENTASI KEGIATAN
A.
CONTOH
PERTANYAAN PEMANTIK DENGAN FOTO
B.
PERMAINAN
PUZZLE DENGAN WAJAH PENEMU
HASIL KARYA SISWA
SETELAH MENYUSUN PUZZLE PENEMU
C. Penanaman budi pekerti dengan pembiasaan positif setiap hari
Keterangan gambar :
Pada gambar A tentang pertanyaan pemantik
1. Apakah kesamaan dari bentuk gambar di atas?
Ini saat pembelajaran matematika tentang lingkaran.
2. Ceritakan tentang gambar di atas?
Tentang penemuan lampu lalu lintas.
3. Ceritakan tentang poster ini!
Pada Gambar B tentang Puzzle wajah penemu
1. Puzzle wajah penemu
2. Hasil karya siswa puzzle penemu berupa video dan foto.
Pada Gambar C tentang Penanaman budi pekerti dengan pembiasaan positif setiap hari
Berupa foto kegiatan absen anak tentang pembiasaan positif dan kegiatan ibadah
yaitu menjemur pakaian, menyapu, memasak, sholat dhuha, mengepel, sholat, mengaji dan sebagainya.
Pada Gambar D testimoni pembelajaran
dengan puzzle
Semuanya berpendapat baik dan menyambut
positif pembelajaran ini.
Demikian laporan ini saya buat, Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan terima kasih semoga berkah dan bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar